BAB 1
PENDAHULUAN
1.
DEFINISI
Laring adalah organ suara yang terletak dibawah dan
depan pharynx, serta ujung procsimal trachea. Kanker laring adalah adanya pertumbuhan
ganas dijaringan epitel yang menggangu jaringan suara yang terletak diantara
larynx atau di ujung prixsimal trachea. Kanker laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40
tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan
kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk,
logam berat.
Kanker laring
dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat terjadi tergantung stadium dan
lokasinya. Pengangkatan kanker laring stadium IV membuat pasien bisa bertahan
sampai 10 tahun, tetapi kalau sudah menyebar ke organ tubuh lain bisa
menyebabkan kematian sebelum 10 tahun.
2.
ETIOLOGI
- Belum diketahui pasti
- Faktor predisposisi merokok, alcohol, dan paparan sinar radio aktif
- Seseorang yang mengalami kanker dikepala dan dileher sering kali adalah seseorang yang menggunakan alcohol dan tembakau sebelum pembedahan.
3.
PATOFISIOLOGI
Kanker laring
menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95%
adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik)
menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak
terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis
(ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor supraglotis dan subglotis
harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara
serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita
suara masih dapat digerakan.
4.
MANIFESTASI
KLINIS
- Nyeri tenggorok
- Sulit menelan
- Suara Serak
- Hemoptisis dan batuk
- Sesak nafas
- Berat Badan turun
5. KLASIFIKASI
- Tumor Ganas Laring
a. Glotis
Tis Karsinoma insitu
1. T1
Tumor mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih
baik, atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior.
2. T2
Tumor meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat
bergerak atau sudah terfiksir (impaired mobility).
3. T3 Tumor meliputi laring dan
pira suara sudah terfiksir.
4. T4
Tumor sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari
laring.
b. Subglotis
Tis karsinoma insitu
1. T1 Tumor terbatas pada daerah
subglotis
2. T2
Tumor sudah meluas ke pita, pita suara masih dapat bergerak atau sudah
terfiksir.
3. T3 Tumor sudah mengenai laring dan pita
suara sudah terfiksir.
4. T4
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.
c. Metastasis Jauh
(M)
1. Mx Tidak
terdapat/ terdeteksi
2. M0 Tidak ada metastasis jauh
3. M1 Terdapat metastasis jauh
- Stadium
1. ST1 T1 N0 M0
Tumor
mengenai satu atau dua sisi pita suara, tetapi gerakan pita suara masih baik,
atau tumor sudah terdapat pada komisura anterior atau posterior. Tumor terbatas
pada daerah subglotis. Tidak ada metastasis jauh
2. ST II T2 N0 M0
Tumor
meluas ke daerah supraglotis atau subglotis, pita suara masih dapat bergerak
atau sudah terfiksir (impaired mobility). Tumor sudah meluas ke pita, pita
suara masih dapat bergerak atau sudah terfiksir. Tidak ada metastasis jauh
3. STIII T3 N0 M0, T1/T2/T3 N1 M0
Tumor meliputi laring dan pira suara sudah terfiksir. Tidak
ada metastasis jauh
4. STIV T4 N0/N1 M0
Tumor
sangat luas dengan kerusakan tulang rawan tiroid atau sudah keluar dari laring.
Tumor yang luas dengan destruksi tulang rawan atau perluasan ke luar laring
atau dua-duanya.
6.
KOMPLIKASI
Berdasarkan
pada data pengkajian. potensial komplikasi yang mungkin terjadi termasuk:
a.
Distres
pernapasan (hipoksia, obstruksi jalan napas, edema trakea)
b.
Hemoragi
c.
Infeksi
7.
PENATALAKSANAAN
Pada kasus
kanker atau karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan
pengangkatan laring (Laringektomi). Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya, radiasi
diberikan pada stadium 1 dan 4, alasannya mempunyai keuntungan dapat
mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang
sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.
Oleh
karena itu radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang
kecil saja tanpa pembesaran kelenjar leher. Kasus yang ideal adalah pada tumor
yang terbatas pada satu pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari
sepuluh penderita dengan keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan
radioterapi serta dapat dipertahankannya suara yang normal.
Fiksasi
pita suara menunjukkan penyebaran sudah mencapai lapisan otot. Jika tumor belum
menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik, lesi ini masih dapat diobati
dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.
Penderita
dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe leher,
pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar leher.Dalam
hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan
subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu
diantara tiga penderita akan sembuh sempurna. Laringektomi diklasifikasikan
kedalam :
1. Laringektomi parsial. Tumor yang
terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara dan trakeotomi sementara yang
di lakukan untuk mempertahankan jalan napas. Setelah sembuh dari pembedahan
suara pasien akan parau.
2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila
ada kemungkinan kanker termasuk pita suara satu benar dan satu salah.Bagian ini
diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan setengah kartilago
tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan parau setelah
pembedahan.
3. Laringektomi supraglotis atau
horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita suara yang salah,
dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih utuh atau
tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat makanan
peroral meningkat.
4. Laringektomi total. Kanker tahap
lanjut yang melibatkan sebagian besar laring, memerlukan pengangkatan laring,
tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea, dan otot penghubung ke
laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang ( stoma ) trakeostomi
yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi makanan peroral,
dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara –
pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis
laringektomi ini.
Hal ini
meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot
sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius,
kelenjar salifa submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis .
Operasi
ini akan membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus
yang dermikian dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara
menggunakan esofagus (Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila
penderita berbicara dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara
dengan esofagus perlu bantuan seorang binawicara.
BAB
11
ASUHAN
KEPERAWATAN CA LARING
1. PENGKAJIAN
a.
Identitas
Diri
Identitas
yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
kepercayaan, status pendidikan dan pekerjaan klien.
b.
Identitas
Penaggung jawab
Identitas
yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat,
kepercayaan, status pendidikan dan pekerjaan penanggung jawab dan hubungan
dengan klien.
c.
Keluhan
Utama
Keluhan
utama pada klien ca. Laring meliputi nyeri tenggorok. sulit menelan,sulit
bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk ,penurunan berat badan, nyeri
tenggorok, lemah.
d.
Riwayat
Penyakit Sekarang
Biasanya
suara serak adalah hal yang akan Nampak pada pasien dengan kanker pada daerah
glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan rasa terbakar pada tenggorokan,
suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher. Gejala lanjut meiputi
disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
e.
Riwayat
Penyakit Dahulu
- Tanyakan apakah klien pernah mengalami infeksi kronis
- Tanyakan pola hidup klien (merokok, minum alkohol)
- Riwayat Penyakit Keluarga
Tanyakan
pada klien apakah ada keluarga yang pernah mengalami penyakit yang sama. Atau
adakah keluarga yang meninggal akibat penyakit ini.
f.
Pemeriksaan
Fisik
1.
System
pencernaan
Adanya
Kesulitan menelan.
Tanda :
Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok yang
menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk.
Pembengkakan lidah dan gangguan reflek.
2.
Neurosensori
Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.
Tanda :
Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau
kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan
menelan. Kerusakan membran mukosa
3.
System
Pernapasan
·
Adanya
benjolan di leher
·
Asimetri
leher
·
Nyeri
tekan pada leher
·
Adanya
pembesaran kelenjar limfe
·
Dipsnoe
·
sakit
tenggorokan
·
suara
tidak ada
4.
Pemeriksaan
Penunjang
a. Laringoskop
Untuk
menilai lokasi tumor, penyebaran tumor.
b. Foto thoraks
Untuk menilai keadaan paru, ada atau
tidaknya proses spesifik dan metastasis di paru.
c. CT-Scan
Memperlihatkan
keadaan tumor/penjalaran tumor pada tulang rawan tiroid dan daerah
pre-epiglotis serta metastasis kelenjar getah bening leher.
d. Biopsi laring
Untuk
pemeriksaan patologi anatomik dan dari hasil patologi anatomik yang terbanyak
adalah karsinoma sel skuamosa.
2.
DIAGNOSA
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan
kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
- Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang suara).
- Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia)
- Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan leher.
3.
INTERVENSI







BAB
111
PENUTUP
KESIMPULAN
Kanker
merupakan massa jaringan abnormal tumbuh terus menerus, tidak pernah mati.
Tumbuh dan tidak terkoordinasi dengan jaringan lain, akibatnya merugikan tubuh
dimana ia tumbuh. Kanker Laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara
(laring) atau daerah lainnya di tenggorokan.
Penyebab
utama dari kanker laring tidak diketahui. Kanker laring mewakili 1% dari semua
kanker dan terjadi lebih sering pada pria, faktor-faktor penyebabnya adalah
Tembakau, Alkohol dan efek kombinasinya, Ketegangan vocal, Laringitis kronis,
Pemajanan industrial terhadap karsinogen, Defisiensi nutrisi (riboflavin) dan,
Predisposisi keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2001. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Edisi 8. Jakarta : EGC
Erfansah . (2010). Asuhan Keperawatan Kanker Laring.blogspot.com
Kepacitan. 2010. Askep Kanker Laring. http://kepacitan.wordpress.com/2010/12/15/askep-kanker-laring/.
ASUHAN KEPERAWATAN CA
PADA LAKI-LAKI
KANKER LARING

Disusun
oleh:
Agus Ansoru Awaludin (091102 )
Estri Maghfiroh (091102 )
Annastami Widianingsih (0911020029)
Dita Arviana (091102 )
Aris M. (091102 )
Martina Indah P. (091102 )
Nur Khayatun (091102 )
Arindra Pramuditya (091102 )
Endon Priyatin (091102 )
Toto Budi H. (091102 )
PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PURWOKERTO
2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar