A.
DEFINISI
Gagal jantung Kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk
memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan
terhadap oksigen dan nutrien dikarenakan adanya kelainan fungsi jantung yang
berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian tekanan pengisian
ventrikel kiri (Smeltzer & Bare, 2001).
Suatu
kegagalan jantung dalam memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh (Purnawan
Junadi, 1982).
Kegagalan
jantung kongestif adalah suatu kegagalan pemompaan (di mana cardiak output
tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh), hal ini mungkin terjadi sebagai
akibat akhir dari gangguan jantung, pembuluh darah atau kapasitas oksigen yang
terbawa dalam darah yang mengakibatkan jantung tidak dapat mencukupi kebutuhan
oksigen pada erbagai organ (Ni Luh Gede Yasmin, 1993).
B.
ANATOMI
DAN FISIOLOGI
1. Anatomi :
-
Letak
jantung
ukuran
jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang
kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di
belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru
dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah
sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum ,
2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di
interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.
-
Lapisan
pembungkus jantung

Jantung di
bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di mana lapisan
perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu :
• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan
paling luar pembungkus jantung yang melindungi jantung ketika jantung mengalami
overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung
dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan
fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar
yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta, pulmonal arteri
dan vena pulmonal).
• Lapisan parietal, yaitu bagian
dalam dari dinding lapisan fibrosa
• Lapisan Visceral, lapisan
perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot jantung atau
epikardium.
Diantara lapisan
pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang atau space
yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan
perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan
yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan
perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena
akan mempengaruhi fungsi kerja jantung.
-
Lapisan
otot jantung

• Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung
atau pericardium visceral.
• Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung
yang bertanggung jawab atas kemampuan kontraksi jantung.
• Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam
otot jantung atau lapisan tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan
darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel
endotel pada pembuluh darah lainnya.
-
Katup
Jantung

Katup jatung
terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang menghubungkan antara atrium dengan
ventrikel dinamakan katup atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan
sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup
atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang menghubungkan
antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler yang lain
adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri yang
dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.
Katup semilunar
terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan antara ventrikel
kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup yang
menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.
Katup berfungsi
mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya sesaat setelah
kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian
daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi
daun katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah.
Chordae tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.
-
Ruang
pada jantung

Karena atrium hanya memompakan
darah dengan jarak yang pendek, yaitu ke ventrikel. Oleh karena itu otot atrium
lebih tipis dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium kiri. Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu ventrikel kanan dan ventrikel kiri. Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan & ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu auricle. Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan volume.
-
Pembuluh
darah Besar di jantung

Ada beberapa pembuluh besar yang perlu anda
ketahui, yaitu:
• Vena cava superior, yaitu vena besar yang
membawa darah kotor dari bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
• Vena cava inferior, yaitu vena besar yang
membawa darah kotor dari bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
• Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung
yang membawa darah kotor dari jantung sendiri.
• Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
• Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
• Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu
kanan dan kiri yang membawa darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua
paru-paru.
• Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan
dan kiri yang membawa darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
• Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar
yang membawa darah bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian atas.
• Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang
membawa darah bersih dan bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah
-
Arteri
koronaria

Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung
jawab dengan jantung sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan
elektrolit sangat penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana
fungsinya. Apabila arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung
atau yang di sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi
jantung sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total
atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac infarction
dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung dibiarkan dalam
keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan jantung juga atau
miokardiac infarction.
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
1.Arteri koroner kanan
Arteri koroner kanan bertanggung jawab
mensuplai darah ke atrium kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang
ventrikel kiri, 90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node.
2.Arteri koroner kiri
Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu
LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari
jantung dalam dua lekuk anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus
atrioventrikuler yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang
kedua yaitu sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel.
2. Fisiologi
Dalam sitem peredaran
darah, jantung tidak hanya bekerja sekedar mengantarkan darah ke seluruh tubuh
saja, tetapi lebih dari itu. Jantung juga dapat memberikan respon terhadap
perubahan oksigen dalam darah. Sistem peredaran darah pada manusia yang
melibatkan aktivitas jantung merupakan sistem peredaran darah rangkap. Hal ini
dikarenakan darah melewati jantung sebanyak dua kali. Adapun peredaran darah dibedakan
menjadi dua :
-
Peredaran
darah kecil adalah peredaran darah dari jantung ke paru – paru dan kembali lagi
ke jantung. Darah yang dipompa ke paru-paru mengandung banyak karbondioksida.
Di dalam paru-paru ( paru-paru ) terjadi pertukaran karbondioksida dan oksigen.
Darah yang mengandung banyak oksigen ini kemudian dialirkan ke jantung untuk
kemudian dialirkan kembali ke seluruh tubuh.
-
Peredaran
darah besar adalah peredaran darah dari jantung ke seluruh tubuh dan kembali
lagi ke jantung. Darah yang banyak mengandung oksigen dialirkan ke seluruh
tubuh. Oksigen dalam darah tersebut digunakan untuk proses respirasi sel dan
menghasilkan karbondioksida yang kemudian akan dialirkan kembali ke jantung dan
akan dikeluarkan di paru-paru melalui proses respirasi.
|


|

C.
ETIOLOGI
Q Kelainan
otot jantung
Gagal jantung sering
terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan menurunnya
kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab kelainan fungsi otot
jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial dan penyakit
degeneratif atau inflamasi
Q Aterosklerosis
koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggunya aliran darah ke
otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung)
biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Peradangan dan penyakit
miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal jantung karena kondisi yang
secara langsung merusak serabut jantung menyebabkan kontraktilitas menurun.
Q Hipertensi
sistemik atau pulmunal (peningkatan after load) meningkatkan beban kerja
jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Q Peradangan
dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal jantung karena
kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
D. PATOFISIOLOGI
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk
mempertahankan kardiak output, yaitu:
a.
Respon sistem saraf simpatis terhadap baroreseptor atau
kemoreseptor
b.
Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan
terhadap peningkatan volume
c.
Vaskontriksi arterirenal dan aktivasi sistem renin angiotensin
untuk mengatasi dehidrasi
Pada CHF terjadi kelainan atau abnormaly fungsi dari organ atau
respon jantung terhadap situasi yang terjadi di dalam tubuh. Misalnya, Pelebaran
dinding jantung akibat dari vasodilatasi arteri koronaria yang merupakan kompensasi
dari peningkatan tekanan pada pembuluh darah menyebabkan peningkatan jumlah atau
asupan oksigen pada jantung dan juga menyebabkan ukuran jantung membesar
(cardiomegali). Pada penyakit CHF arteri coronaria tidak dapat kembali ke bentuk
semula karena telah kehilangan keelastisannya, sehingga kebutuhan oksigen terus
meningkat. Kompensasinya, pada pasien CHF akan lebih sering menghirup udara dan
jika melakukan aktivitas yang berat akan mengalami sesak nafas, karena oksigen
juga digunakan proses pembakaran untuk menghasilkan energi.
PATHWAYS








































E. TANDA DAN GEJALA
Tanda
dominan: Meningkatnya volume intravaskuler
Kongestif
jaringan akibat tekanan arteri dan vena meningkat akibat penurunan curah
jantung. Manifestasi kongesti berbeda tergantung pada kegagalan ventrikel mana
yang terjadi.
Gagal Jantung Kiri:
Kongesti paru menonjol pada gagal ventrikel kiri karena ventrikel
kiri tak mampu memompa darah yang datang dari paru. Manifestasi klinis yang
terjadi yaitu:
Ä Dispnea,
Terjadi akibat penimbunan cairan dalam alveoli dan mengganggu pertukaran gas.
Dapat terjadi ortopnoe. Beberapa pasien dapat mengalami ortopnoe pada malam
hari yang dinamakan Paroksimal Nokturnal Dispnea (PND).
Ä Batuk
Ä Mudah
lelah, Terjadi karena curah jantung yang kurang yang menghambat jaringan dan
sirkulasi normal dan oksigen serta menurunnya pembuangan sisa hasil
katabolisme. Juga terjadi karena meningkatnya energi yang digunakan untuk
bernafas dan insomnia yang terjadi karena distress pernafasan dan batuk
Ä Kegelisahan
atau kecemasan, Terjadi karena akibat gangguan oksigenasi jaringan, stress
akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan bahwa jantung tidak berfungsi dengan
baik
Gagal
jantung Kanan:
Ä Kongestif
jaringan perifer dan visceral
Ä Oedema
ekstremitas bawah, terjadi pitting (cekungan oedem), penambahan BB.
Ä Hepatomegali
dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran vena
hepar
Ä Anoreksia
dan mual, terjadi akibat pembesaran vena dalam rongga abdomen
Ä Kelemahan
F. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
? Foto torax
dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, oedema atau efusi pleura yang
menegaskan diagnosa CHF.
? EKG
(Ekokardiogram) dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung
dan iskemi (jika disebabkan AMI).
? Pemeriksaan
Lab meliputi: Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natrium yang rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanya kelebihan retensi air, K, Na, Cl,
Ureum, gula darah.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunnya curah jantung.
NOC: Gangguan perfusi
jaringan berkurang atau tidak meluas selama dilakukan tindakan perawatan
NIC:
-
Monitor frekuensi dan irama jantung
-
Monitor tanda – tanda vital
-
Observasi warna dan suhu kulit atau membran mukosa
-
Ukur haluaran urin dan catat berat jenisnya
-
Kolaborasi: berikan cairan IV sesuai indikasi
-
Pantau pemeriksaan diagnostik dan lab. Missal EKG, elektrolit, GDA
(pa O2, pa CO2 dan saturasi O2), dan pemeriksaan oksigen
2.
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan
sekret.
NOC: Jalan
nafas efektif setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
NIC:
-
Catat frekuensi & kedalaman pernafasan, penggunaan otot bantu
pernafasan.
-
Auskultasi paru untuk mengetahui penurunan/tidak adanya bunyi
nafas dan adanya bunyi tambahan missal krakles, ronchi, dll.
-
Lakukan tindakan untuk memperbaiki atau mempertahankan jalan nafas
misal batuk efekif, penghisapan lendir, dll.
-
Tinggikan kepala dari tempat tidur sesuai kebutuhan atau toleransi
pasien.
-
Kaji toleransi aktifitas misal keluhan kelemahan atau kelelahan
selama kerja.
3.
Kemungkinan terhadap kelebihan volume cairan ekstravaskuler
berhubungan dengan penurunan perfusi ginjal, peningkatan natrium atau retensi air,
penurunan protein plasma (menyerap cairan dalam area interstisial atau
jaringan).
NOC: Keseimbangan volume cairan dapat dipertahankan selama
dilakukan tindakan keperawatan.
NIC:
-
Ukur masukan/haluaran, catat penurunan, pengeluaran, sifat
konsentrasi, hitung keseimbangan cairan.
-
Observasi adanya oedema dependen dan timbang BB tiap hari
-
Pertahankan masukan cairan 2000 ml/24 jam dalam toleransi
kardiovaskuler.
-
Kolaborasi: pemberian diit rendah natrium, berikan diuretik.
-
Kaji JVP setelah terapi diuretic dan tekanan darah.
4.
Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan volume paru,
hepatomegali.
NOC: Pola nafas efektif , RR normal, tidak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan
otot bantu pernafasan.
NIC:
-
Monitor kedalaman pernafasan, frekuensi dan ekspansi dada.
-
Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu nafas.
-
Auskultasi bunyi nafas dan catat bila ada bunyi nafas tambahan.
-
Tinggikan kepala dan bantu untuk mencapai posisi yang senyaman
mungkin.
-
Kolaborasi dalam pemberian oksigen.
5.
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai
oksigen miokard, adanya iskemik atau nekrotik jaringan miokard.
NOC: Terjadi peningkatan toleransi atau aktifitas pada klien
setelah dilaksanakan tindakan keperawatan.
NIC:
-
Catat frekuensi jantung, irama dan perubahan TD selama dan sesudah
aktifitas.
-
Tingkatkan istirahat (ditempat tidur).
-
Batasi aktifitas pada saat nyeri dan berikan aktifitas sensori
yang tidak berat.
-
Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh bangun
dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1 jam.
LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK PADA TN. S
DENGAN
DIAGNOSA CHF
RUANG
AL-AFIAH RSI PURWOKERTO

Disusun
Oleh :
KELOMPOK
1 ( Gelombang 2 )
PROGRAM
STUDY KEPERAWATAN S1
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO (UMP)
JUNI
2011
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilyn C.
1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi
3. Jakarta: EGC.
Hudak, Gallo. 1997. Keperawatan Kritis:
Pendekatan Holistik. Edisi IV. Jakarta: EGC.
Price, Sylvia. 1999. Patofisiologi:
Konsep Klinis Proses – Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Bare. 2001.
Buku Ajar keperawatan Medical Bedah, Bruner & Suddart. Edisi 8.
Jakarta: EGC.
Kumala, Poppy., et
al. ( Edt ). 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 25. Jakarta:
EGC.
,. 2007-2008. Diagnosa
Nanda [ NIC & NOC ].
ada gak ya, contoh kasus dari Askep Gagal Jantung yang bisa di jadikan refersnsinya
BalasHapus