PERSALINAN
I. Pengertian
Persalinan adalah
proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan placenta) yang telah cukup bulan
atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dan
kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
II. Etiologi
Penyebab pasti
partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal,
pengaruh prostaglandin, struktur uterus , sirkulasi uterus, pengaruh saraf dan
nutrisi, perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone.
III.
Bentuk-Bentuk Persalinan
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan Buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan
tenaga dari luar
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsangan
IV. Tanda-Tanda Persalinan
1. Tanda
persalinan sudah dekat
a. Terjadi lightening
Menjelang minggu
ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi
sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan :
-
Kontraksi Braxton hicks
-
Ketegangan dinding perut
-
Ketegangan ligamentum rotundum
-
Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
Masuknya kepala bayi
kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
-
Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
-
Dibagian bawah terasa sesak
-
Terjadi kesulitan saat berjalan
-
Sering miksi (
beser kencing )
b.
Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda
sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukakan sebagi keluhan karena
dirasakan sakit dan mengganggu terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,
progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil,
pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat
menimbulkan kontraksi yang lebih sering sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
-
Rasa nyeri ringan di bagian bawah
-
Datangnya tidak
teratur
-
Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
-
Durasinya pendek
-
Tidak bertambah bila beraktifitas
2.
Tanda Persalinan
a.
Terjadinya His
persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
-
Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
-
Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya
makin besar
-
Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
-
Makin beraktifitas (jalan) kekuatan makin bertambah
b.
Pengeluaran Lendir dan darah (pembawa tanda), Dengan his
persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan :
-
Pendataran dan pembukaan
-
Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis lepas
-
Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
c.
Pengeluaran Cairan
Pada beberapa kasus
terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru
pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
V. Tahap-Tahap Persalinan
Persalinan dibagi dalam
Kala yaitu :
1.
Kala I : Dimulai dari saat persalinan
mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini terbagi dalam dua fase
yeitu :
-
Fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm
-
Fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 sampai 10
cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif
2. Kala II : dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi
3. Kala III : dimulai segera
setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit.
4. Kala IV : dimulai saat
lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.
VI. Langkah-
Langkah Pertolongan persalinan Normal
1. Saat kepala didasar panggul
dan membuka pintu dengan crowning sebesar 5 sampai 6 cm peritoneum tipis pada
primi atau multi dengan perineum yang kaku dapat dilakukan episiotomi median,
mediolateral atau lateral
2. Episotomi dilakukan pada saat
his dan, mengejan untuk mengurangi sakit, tujuan episiotomi adalah untuk
menjamin agar luka teratur sehingga mudah mengait dan melakukan adaptasi
3. Persiapan kelahiran kepala,
tangan kanan menahan perineum sehingga tidak terjadi robekan baru sedangkan
tangan kiri menahan kepala untuk mengendalikan ekspulsi
4. Setelah kepala lahir dengan
suboksiput sebagai hipomoklion muka dan hidung dibersihkan dari lender, kepala
dibiarkan untuk melakukan putar paksi dalam guna menyesuaikan os aksiput ke
arah punggung. Periksa tali pusat, jika tali pusat melilit leher, coba untuk melepaskan
lilitan tesebut melalui kepala janin.
5.
Kepala dipegang sedemikian rupa dengan kedua tangan menarik
curam kebawah untuk melahirkan bahu depan, ditarik keatas untuk melahirkan bahu
belakang setelah kedua bahu lahir ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan
bayi
6.
Setelah bayi lahir seluruhnya, angkat kepala bayi dan
punggungnya pada satu tangan dan tangan lainnya mengangkat bokog. Rendahkan
posisi kepala bayi agar cairan / mukus dapat keluar. Jalan nafas dibersihkan
dengan menghisap lendir sehingga bayi dapat bernafas dan menangis dengan
nyaring pertanda jalan nafas bebas dari hambatan
7.
Keringkan bayi untuk mencegah hipotermi, letakkan bayi
diatas perut ibunya, selimuti bayi dan biarkan ibu memeluk bayinya
8.
Klem tali pusat dengan menggunakan dua buah klem steril,
jepitkan klem yang satu kurang lebih 3 cm dari ujung tali pusat pada bayi dan
klem yang lain sekitar 2 cm diatas klem yang pertama
9.
Gunting tali pusat dilokasi antara klem yang pertama
dengan klem yang kedua. Biarkan klem yang kedua tetap pada tempatnya. Ikat tali
pusat dengan benang steril dibawah klem yang pertama.
10.
Pemotongan tali pusat dapat dilakukan :
-
Setelah bayi menagis dengan nyaring artinya paru-paru
bayi telah berkembang dengan sempurna
-
Setelah tali pusat tidak berdenyut lagi keduanya
dilakukan pada bayi yang aterm sehingga peningkatan jumlah darah sekitar 50 cc
-
Pada bayi premature pemotongan tali pusat dilakukan
segera sehingga darah yang masuk ke sirkulasi darah bayi tidak terlalu besar
untuk mengurangi terjadi ikterus hemolitik dan kern ikterus
11.
Bayi diserahkan kepada petugas untuk dirawat sebagaimana
mestinya
12.
Tunggu hingga plasenta terlepas dan jangan menarik tali
pusat. Anjurkan
ibu untuk meneran untuk melahirkan plasenta. Secara perlahan keluarkan membran
plasenta dengan menggunakan gerakan hingga plasenta terlepas. Letakkan plasenta pada
baki kemudian periksa keutuhan membran plasenta.
13.
Ukur jumlah perdarahan di tahap II
14.
periksa keadaan uterus, secara perlahan lakukan pemijatan
uterus dan peragakan pada ibu cara untuk melakukan pemijatan uterus sendiri
15.
Menjahit luka spontan atau luka episiotomi
16.
bersihkan area perineum dan gunakan pembalut.
VII. Diagnosis dan Penanganan Persalinan
1.
Kala I
a. Diagnosis
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan
serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10
menit selama 40 detik.
b. Penanganan
-
Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah
,ketakutan dan kesakitan
-
Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat
diberikan; lakukan perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
-
Penolong tetap
menjaga hak privasi ibu dalam persalina
-
Menjelaskan
kemajuan persalinan dan perugahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan
-
Membolehkan ibu
untuk mandi dan membasuh sekitar kemaluannya setelah buang air besar/.kecil.
-
Ibu bersalin
biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan kipas
angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya.
-
Untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
berikan cukup minum
-
Sarankan ibu untuk berkemih sesering mungkin
c.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam
sebaiknya dilakukan setiap 4 jam selama kala I pada persalinan dan setelah
selaput ketuban pecah. Gambarkan temuan-temuan yang ada pada partogram.
Pada setiap pemeriksaan
dalam catatlah hal-hal sebagai berikut :
-
Warna cairan
amnion
-
Dilatasi serviks
-
Penurunan kepala (yang dapat dicocokkan dengan
pemeriksaan luar)
Jika serviks belum
membuka pada pemeriksaan dalam pertama mungkin diagnosis in partu belum dapat
ditegakkan . Jika terdapat kontraksi yang menetap periksa ulang wanita tsb setelah
4 jam untuk melihat perubahan pada serviks. Pada tahap ini jika serviks terasa
tipis dan terbuka maka wanita tersebut dalam keadaan in partu jika tidak
terdapat perubahan maka diagnosanya adalah persalinan palsu.
d.
Kemajuan Persalinan dalam Kala I
Temuan berikut
menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan Kala I :
-
Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan
frekwensi dan durasi
-
Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan
-
Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
Temuan berikut
menunjukkan kemajuan yang kurang baik pada persalinan kala I :
-
Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah
fase laten
-
Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif
-
Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
e.
Kemajuan pada kondisi janin
-
Jika didapati denyut jantung janin tidak normal ( kurang
dari 100 atau lebih dari 180 denyut permenit ) curigai adanya gawat janin
-
Posisi atau presentasi selain aksiput anterior dengan
verteks fleksi sempurna digolongkan kedalam malposisi atau malpresentasi
-
Jika didapat kemajuan yang kurang baik atau adanya
persalinan lama tangani penyebab tersebut.
f.
Kemajuan pada kondisi Ibu
Lakukan penilaian
tanda-tanda kegawatan pada Ibu :
-
Jika denyut ibu meningkat mungkin ia sedang dalam keadaan
dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup melalui oral atau I.V.
dan berikan anlgesia secukupnya.
-
Jika tekanan darah ibu menurun curigai adanya perdarahan
-
Jika terdapat aseton didalam urin ibu curigai masukan
nutrisi yang kurang segera berikan dektrose IV.
2.
Kala II
a.
Diagnosis
Persalinan kala II
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah
lengkap atau kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
b. Penanganan
-
Memberikan
dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu agar merasa
nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan memijat ibu
-
Menjaga
kebersihan diri
-
Mengipasi dan
masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
-
Memberikan
dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
-
Mengatur posisi
ibu
-
Menjaga kandung kemih tetap kosong
-
Memberikan cukup
minum
c.
Posisi saat
meneran
-
Bantu ibu untuk
memperoleh posisi yang paling nyaman
-
Ibu dibimbing
untuk mengedan selama his, anjurkan kepada ibu untuk mengambik nafas
-
Periksa DJJ pada
saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak
mengalami bradikardi ( < 120 )
d.
Kemajuan persalinan dalam Kala II
Temuan berikut
menunjukkan kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala II:
-
Penurunan yang teratur dari janin di jalan lahir
-
Dimulainya fase
pengeluaran
Temuan berikut
menunjukkan yang kurang baik pada saat persalinan tahap kedua
-
Tidak turunnya janin dijalan lahir
-
Gagalnya
pengeluaran pada fase akhir
e.
Kelahiran kepala
Bayi
-
Mintalah ibu mengedan atau memberikan sedikit dorongan
saat kepala bayi lahir
-
Letakkan satu tangan kekepala bayi agar defleksi tidak
terlalu cepat
-
Menahan perineum dengan satu tangan lainnya jika
diperlukan
-
Mengusap muka bayi untuk membersihkannya dari kotoran
lendir/darah
Periksa tali pusat:
-
Jika tali pusat
mengelilingi leher bayi dan terlihat longgar selipkan tali pusat melalui kepala
bayi
-
Jika lilitan
pusat terlalu ketat tali pusat diklem pada dua tempat kemudian digunting
diantara kedua klem tersebut sambil melindungi leher bayi.
f.
Kelahiran Bahu dan anggota seluruhnya
-
Biarkan kepala bayi berputar dengan sendirinya
-
Tempatkan kedua tangan pada sisi kepala dan leher bayi
-
Lakukan tarikan lembut ke bawah untuk melahirkan bahu
depan
-
Lakukan tarikan lembut ke atas untuk melahirkan bahu
belakang
-
Selipkan satu tangan anda ke bahu dan lengan bagian
belakang bayi sambil menyangga kepala dan selipkan satu tangan lainnya ke
punggung bayi untuk mengeluarkan tubuh bayi seluruhnya
-
Letakkan bayi tsb diatas perut ibunya
-
Secara menyeluruh, keringkan bayi, bersihkan matanya dan
nilai pernafasan bayi
-
Jika bayi menangis atau bernafas ( dada bayi terlihat
naik turun paling sedikit 30x/m ) tinggalkan bayi tsb bersama ibunya
-
Jika bayi tidak bernafas dalam waktu 30 detik mintalah
bantuan dan segera mulai resusitasi bayi
-
Klem dan pototng tali pusat
-
Pastikan bahwa bayi tetap hangat dan memiliki kontak
kulit dengan kulit dada siibu.
-
Bungkus dengan kain yang halus dan kering, tutup dengan
selimut dan pastikan kepala bayi terlindung dengan baik untuk menghindari
hilangnya panas tubuh.
3. Kala III
a.
Manajemen Aktif Kala III
-
Pemberian
oksitosin dengan segera
-
Pengendalian
tarikan tali pusat
-
Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
b. Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus
berkontraksi yang juga mempercepat pelepasan plasenta :
-
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah
kelahiran bayi
-
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara
ibu atau susukan bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan
ergometrin 0,2 mg. IM.
Lakukan penegangan tali pusat terkendali dengan cara :
-
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat diatas
simpisis pubis. Selama kontraksi tangan mendorong korpus uteri dengan gerakan
dorso kranial – kearah belakang dan kearah kepala ibu.
-
Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5-6 cm
didepan vulva.
-
Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya
kontraksi kuat ( 2-3 menit )
-
Selama kontraksi lakukan tarikan terkendali pada tali
pusat yang terus-menerus dalam tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
-
PTT hanya dilakukan selama uterus berkontraksi
-
Begitu plasenta terasa lepas, keluarkan dengan
menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat mendekati plasenta lepas,
keluarkan dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan lahir. Kedua
tangan dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban.
-
Segera setelah plasenta dan selaput ketubannya dikeluarkan
masase fundus agar menimbulkan kontraksi.
-
Jika menggunkan manajemen aktif dan plasenta belum juga
lahir dalam waktu 15 menit berikan oksitosin 10 unit Im. Dosis kedua dalam
jarak waktu 15 menit dari pemberian oksitosin dosis pertama.
-
Periksa wanita tsb secara seksama dan jahit semua robekan
pada serviks atau vagina atau perbaiki episotomi.
4.
Kala IV
a.
Diagnosis
Dua jam pertama setelah
persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja
mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu melahirkan bayi dari
perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar.
b. Penanganan
-
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 20-30 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus
sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit
pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan .
-
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan
perdarahan setiap 15 menit pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
-
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
-
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang
bersih dan kering
-
Biarkan ibu
beristirahat
-
Biarkan bayi
berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
-
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
-
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan
ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
-
Ajari ibu atau
keluarga tentang :
-
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
-
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
VIII. Diagnosa
Keperawatan Yang Mungkin Muncul :
Kala I :
1.
Nyeri akut berhubungan dengan tekanan
mekanik pada bagian presentasi, dilatasi/regangan, tegangan emosional
2.
Risiko infeksi terhadap maternal berhubungan dengan prosedur invasif,
pemeriksaan vagina berulang
Kala
II :
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik
pada presentasi, dialatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola kontraksi
semakin intensif
2.
Risiko kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan pencetusan
persalinan, pola kontraksi hipertonik, janin besar, pemakaian forcep.
3.
Risiko cedera terhadap janin berhubungan dengan malpresentasi/posisi,
pencetusan kelahiran disproporsi, sefalopelvik (CPD).
Kala III :
1.
Risiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan secara tidak disadari, atonia
uteri,laserasi jalan lahir,tertahannya fragmen plasenta
2.
Nyeri (akut) berhubungan trauma
jaringan, respons fisiologis setelah melahirkan
3.
Risiko infeksi b.d. Trauma jalan lahir
(luka episiotomi).
Kala IV :
1. Nyeri ( akut )
berhubungan dengan efek2 obat-obatan , trauma mekanis/ jaringan, edema
jaringan, kelemahan fisik dan psikologis, ansietas.
2. Fatigue b.d.
Proses persalinan.
3. PK: Perdarahan
4. Resiko infeksi
b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive.
5. Kurang
perawatan diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan
fisik
RENCANA KEPERAWATAN
KALA I
NO
|
Dx. Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d. Fisiologis: his dan
penurunan kepala ke panggul
|
Setelah 6 jam tindakan
keperawatan ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
-
Ibu mampu melakukan pursed lip breathing.
-
Tidak mengejan sebelum waktunya.
|
1. Managemen nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau berat dan faktor presipitasi
-
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
-
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
2. Manajemen lingkungan
-
Implementasikan
tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
-
Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan
kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi: prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan
pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi,
relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman
-
Jika
ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
-
Anjurkan
ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
-
Anjurkan
ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha
ibu
4. Edukasi
: proses penyakit
-
Berikan
penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
-
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
2
|
Cemas b.d. Krisis situasional: Kemajuan persalinan, nyeri persalinan.
|
Kecemasan ibu berkurang setelah tindakan 1 jam Kriteria:
-
Ibu
tampak rileks.
-
Menyatakan
kecemasan berkurang.
|
1. Reduksi cemas
-
Lakukan
pengkajian cemas ibu.
-
Tentukan
derajat cemas ibu.
-
Bantu
ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah, ketakutan dan kesakitan.
-
Jaga
hak privasi ibu dalam persalinan.
-
Jelaskan
kemajuan persalinan dan perubahan yang terjadi serta prosedur yang akan
dilaksanakan dan hasil-hasil pemeriksaan.
-
Ajarkan
teknik reduksi cemas: Distraksi/relaksasi.
-
Motivasi
keluarga untuk mendampingi ibu selama proses melahirkan.
-
Evaluasi
keefektifan tindakan yang telah diberikan.
|
3
|
Resiko infeksi b.d. Ketuban
pecah, pemeriksaan dalam berulang.
|
Setelah tindakan 3 jam ibu
menunjukkan kontrol terhadap infeksi dengan criteria :
-
Ibu bebas dari tanda dan gejala infeksi.
-
Ibu
mampu menjelaskan tanda dan gejala infeksi.
|
1. Kontrol infeksi
-
Terapkan pencegahan universal
-
Berikan hygiene yang baik.
2. Proteksi infeksi
-
Monitor
tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
-
Cuci
tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
-
Gunakan
sarung tangan steril dalam tindakan pemeriksaan dalam
-
Pertahankan
kesterilan selama melakukan tindakan
3. Monitor tanda vital
-
Pantau
suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Managemen lingkungan
-
Batasi
pengunjung yang sedang demam
-
Jaga
kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Managemen eliminasi urine
-
Monitor potensi kateter, pantau karakteristik
urine, jaga hygiene genetalia.
6. Pendidikan kesehatan
-
Berikan penjelasan tentang mengapa klien
menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program
|
KALA
II
No
|
Dx. Kep
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d. Fisiologis: Proses persalinan.
|
Setelah 15 menit tindakan keperawatan ibu
mampu beradaptasi dengan nyerinya
Kriteria:
-
Ibu
mampu mengatur pola nafas ketika meneran.
-
Ibu
mampu meneran dengan tepat dan benar.
-
Tidak
terjadi ruptur di perineum.
|
1. Managemen nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri PQRST.
-
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
-
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
-
Ketika ibu meneran berdiri di belakang ibu
untuk mensupport ibu meneran.
-
Berikan bantal pada bawah punggung dan Bantu
support kedua tungkai ibu.
-
Bantu
memimpin pola nafas ibu.
-
Anjurkan
ibu utk merilekskan otot dasar pelvis.
-
Membantu
ibu merubah posisi jk perlu atau jk dlm 20 mnt tdk ada perkembangan.
2. Manajemen lingkungan
-
Implementasikan
tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
-
Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan
kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi :
prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan
pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi,
relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman
-
Jika
ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
-
Anjurkan
ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
-
Anjurkan
ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha
ibu.
-
Anjurkan
ibu mengatur pola nafas :sebelum meneran tarik dua kali nafas dlm lalu baru
meneran, ulangi lagi sampai berakhirnya kontraksi dan berhenti meneran
-
Anjurkan
pada ibu untuk konsentrasi saat meneran
5. Edukasi : proses penyakit
-
Berikan
penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
-
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
6. Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
KALA I
No
|
Dx. Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Nyeri b.d. Fisiologis: proses melahirkan
|
Setelah tindakan 15 menit ibu mampu beradaptasi dengan nyerinya. Dengan
criteria :
Tampak tenang.
Menyatakan dapat menahan nyeri.
|
1. Managemen nyeri
-
Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
yang meliputi lokasi, karakteristik, awitan, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau berat dan faktor presipitasi
-
Ekspresikan penerimaan tentang nyeri
-
Kurangi rasa takut dengan meluruskan setiap
misinformasi
2. Manajemen lingkungan
-
Implementasikan
tindakan untuk kenyamanan fisik seperti menciptakan suasana yang nyaman,
meminimalkan stimulasi lingkungan
-
Ibu
bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara: gunakan
kipas angina/AC, Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi sebelumnya
3. Edukasi : prosedur/perawatan
-
Demonstrasikan
pereda nyeri non invasif/ non farmakologis : massage, distraksi/imajinasi,
relaksasi, pengaturan posisi yang nyaman
-
Jika
ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi, sarankan ia untuk berjalan, dll.
-
Anjurkan
ibu untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap
-
Anjurkan
ke keluarga intuk mendampingi dan melakukan massage pada punggung atau paha
ibu
4. Edukasi
: proses penyakit
-
Berikan
penjelasan tentang penyebab timbulnya nyeri
-
Berikan penjelasan tentang proses/waktu
penyembuhan/rencana/intervensi
5. Manajemen medikasi
-
Berikan analgetik sesuai program
-
Evaluasi keefektifan analgetik
-
Evaluasi tindakan perencanaan sesuai kebutuhan
|
2
|
Risiko infeksi b.d. Trauma jalanlahir (luka episiotomi).
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari infeksi klien
terkomtrol dengan Kriteria:
-
Tidak
terdapat tanda-tanda infeksi
|
1. Infection control
-
Terapkan pencegahan universal.
-
Berikan
hygiene yang baik.
-
Jahit
luka dengan teknik aseptic
-
Jaga
kesterilan alat yang digunakan.
-
Gunakan
sarung tangan steril dalam melakukan tindakan.
2. Infection
protection
-
Monitor
tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
-
Amati
faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi
luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah.
3. Vital sign monitoring
-
Monitor tanda vital.
4. Environmental management
-
Batasi penunggu.
-
Jaga
kebersihan tempat tidur, lingkungan.
5. Incision site care
-
Rawat luka post episiotomi dengan cara steril.
-
Pantau kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Health Education
-
Berikan penjelasan tentang mengapa klien menghadapi
risiko infeksi, tanda dan gejala infeksi
7. Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program
|
KALA IV
No
|
DX.
Keperawatan
|
Tujuan
|
Intervensi
|
1
|
Fatigue b.d.
Proses persalinan
|
Ibu mampu
melakukan konservasi energi stelah tindakan 6 jam. Kriteria:
-
Ibu menyatakan lelah berkurang.
-
Ibu
mampu mengatur pola istirahat-
|
1. Konservasi energi
-
Monitor tingkat kelemahan ibu.
-
Monitor
tanda-tanda vital ibu.
-
Berikan
periode istirahat yang cukup.
-
Fasilitasi
ibu untuk istirahat.
-
Berikan
makanan/nutrisi pada ibu.
-
Berikan
suplai oksigen yang cukup bagi ibu
-
Ciptakan lingkungan yang tenang.
-
Batasi aktivitas ibu
-
Libatkan
keluarga untuk memberikan support.
|
2
|
PK: Perdarahan
|
Perawat mampu
meminimalkan kemungkinan terjadinya komplikasi perdarahan.
|
-
Monitor
tanda-tanda vital ibu.
-
Monitor
tanda-tanda perdarahan.
-
Monitor
pemeriksaan laboratorium.
-
Pantau
keadaan ibu.
-
Kolaborasi
pemberian antihemoragik dan transfusi jika perlu.
-
Anjurkan
ibu untuk melapor jika merasa keluar darah banyak.
-
Ajarkan tanda-tanda perdarahan pada ibu dan keluarganya
-
Berikan tambahan minuman peroral pada ibu
|
3
|
Resiko infeksi
b.d. Trauma jaringan, prosedur invasive
|
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 6 hari infeksi klien terkomtrol dengan Kriteria:
-
Tidak
terdapat tanda-tanda infeksi
|
1. Infection control
-
Terapkan pencegahan universal
-
Berikan hygiene yang baik
2. Infection protection
-
Monitor
tanda dan gejala infeksi lokal/sistemik
-
Amati
faktor-faktor yang menaikkan infeksi/memperlambat penyembuhan luka : infeksi
luka, nutrisi dan hidrasi tidak adekuat, penurunan suplai darah
3. Vital sign monitoring
-
Pantau
suhu tubuh dan denyut nadi tiap 8 jam
4. Environmental management
-
Batasi
pengunjung yang sedang demam
-
Jaga
kebersihan tempat tidur, lingkungan
5. Incision site
care
-
Rawat
luka post operasi dengan cara steril.
-
Pantau
kondisi luka, waspadai tanda-tanda infeksi
6. Post parTal care
-
Pantau
produksi lochea, pantau kondisi vagina
-
Pantau
kondisi uterus
7. Urinary elimination management
-
Monitor
potensi kateter, pantau karakteristik urine, jaga hygiene genetalia
8. Health Education
-
Berikan
penjelasan tentang mengapa klien menghadapi risiko infeksi, tanda dan gejala
infeksi
9. Administrasi medikasi
-
Berikan antibiotik sesuai program.
|
4
|
Kurang perawatan
diri: makan/minum/mandi/hygiene, toileting, berpakaian b.d kelemahan fisik
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari Ibu mampu menunjukkan kemampuan
perawatan diri: aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Dengan Kriteria:
-
Ibu
mampu melaksanakan perawatan diri, aktifitas untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari dengan partisipasi/bantuan minimal
-
Keluarga
berpartisipasi dalam perawatan diri ibu.
|
1. Self care assistance : batuhing/hygiene
-
Anjurkan keluarga ibu untuk memfasilitasi
klien mandi
-
Anjurkan
ibu untuk mandi sebersih mungkin terutama daerah genitalia
2. Self care
assistance : feeding
-
Anjurkan
ibu untuk makan dengan cara duduk, makan secara mandiri atau dengan bantuan
-
Anjurkan
keluarga untuk memberi kesempatan ibu untuk mandiri
3. Self care
assitance : toileting
-
Berikan
privacy selama eliminasi sesuai kebutuhan
-
Anjurkan
keluarga untuk memfasilitasi kebutuhan eliminasi ibu.
-
Intruksikan
ibu/keluarga untuk menjaga kebersihan setelah eliminasi
4. Self care assistance dressing/grooming
-
Bantu ibu berpakaian
-
Kaji kemampuan ibu berpakaian
-
Demonstrasikan cara membantu ibu berpakaian.
5. Health Education
-
Anjurkan kepada keluarga untuk membantu pasien memenuhi
kebutuhan sehari-hari dengan secara bertahap.
-
Jelaskan manfaat perawatan diri mandiri terhadap
penyembuhan.
|
DAFTAR PUSTAKA
Abdul bari saifuddin,, 2002 , Buku
panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, penerbit yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD
Bandung, Obstetri Fisiologi, Penerbit
Elemen, Bandung.
Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta
Iowa Outcome
Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-Year Book
Iowa Intervention
Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NOC), Mosby-Year
Book
Manuaba,
Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu kebidanan,penyakit kandungan dan keluarga
berencana, EGC, Jakarta
Marlyn
Doenges,dkk, 2001,Rencana perawatan Maternal/Bayi, EGC , Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar